Barrupos.com Barru – Tambang Trans di Bojo Baru sampai Desa Kupa Kecamatan Mallusetasi sudah sangat memprihatinkan dampak lingkungan hidup terutama area sekitar.
Terungkap saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Barru Jumat 17 Februari 2023 diruang sidang Komisi III di Kantor DPRD Barru.
Ketua Ormas Laki Barru A. Agus tegaskan Dinas Lingkungan hidup ataupun DLH kabupaten untuk melakukan peninjauan ulang atas kondisi lingkungan yang ditimbulkannya.
“Seharusnya tambang tersebut ditinjau ulang oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi maupun DLH Kabupaten Barru, kalau perlu ditutup saja hal ini diungkapkan pada RDP kemarin di Ruang Sidang Komisi III bersama Komisi I dan II dikantor DPRD Kabupaten Barru.”ujar Agus.
Seperti diamati sekitar area pertambangan sangat menghawatirkan terbukti dengan terjadinya banjir yang kian membesar.
“Danau sudah terbentuk diarea Pertambangan diperbatasan Barru Parepare, hal ini sangat menghawatirkan bagi pemukiman disekitarnya, Ini terbukti sudah terjadi dua kali banjir yang sangat besar” ungkapnya.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barru harus proaktif mengawasi dampak Lingkungan yg telah dirusak oleh aktifitas penambang tersebut.
Andi Agus berharap agar bekas Tambang yang sudah ditinggalkan seharusnya direklamasi, sesuai dengan izin yang sudah dikeluarkan.
CSR dari Pertambangan tersebut itu juga tidak jelas kemana peruntukannya.
Perlu diketahui bahwa pajak tambang pasir yg dibayar pihak penambang ke Pemda Barru sebesar Rp. 4000/M3, sedangkan Tambang Trans dan Silika sekitar Rp. 8000_10.000/M3. Dan diduga PAD yang masuk dari hasil pertambangan Trans dikecamatan Mallusetasi sebesar 4M/tahun, belum termasuk Tambang Silika yang ada diKecamatan Tanete Riaja.
Pertanyaannya apakah sudah berbanding lurus dari PAD yang masuk dengan Dampak Lingkungan yang telah ditimbulkan. “Pungkasnya.
Untuk itu, diharapkan agar perlunya ditinjau kembali untuk menghindari bencana tahunan yang terjadi.
Reporter: Andi Faisal
