Barrupos.com-Pilkada serentak telah usai digelar pada 27 November 2024 kemarin, sebanyak 545 Daerah dengan rincian 37 Provinsi, 415 Kabupaten dan 93 Kota yang melaksanakan pilkada serentak tahun 2024.
Tidak bisa dipungkiri pasca pilkada yang penuh dengan hiruk pikuk saling dukung dari simpatisan atau relawan masing-masing yang terjadi sejak sebelum pilkada digelar, seringkali hawa panasnya terbawa sampai setelahnya. Bahkan di era digital seperti sekarang yang hampir keseluruhan masyarakat mengaksesnya, tidak jarang pro kontra pilkada tetap ada sepanjang kepemimpinan berlansung, entah hala yang terjadi secara alamiah atau disetting oleh pihak-pihak tertentu yang belum bisa menerima kekalahan.
Pasca pilkada, yang harus disadari betul oleh masyarakat kita di era digital ini ialah bagaimana kemudian memahami bahwa dunia digital bisa saja menjadi tempat pihak-pihak tertentu mengadu domba antar masyarakat hanya karena perbedaan politik. Kita seakan-akan digiring pada pemikiran yang dangkal bahwa pemimpin yang terpilih dalam pilkada hanya akan mewakili golongan tertentu, pemakluman akan hal itu tentu berimbas pada perpecahan dan ketidakharmonisan antar sesama masyarakat.
Terlepas dari dunia maya, hal serupa juga kerap kali terjadi saling senggol dilingkungan masyarakat itu sendiri, perbedaan pilihan dalam kontestasi politik membawa petaka yang membentuk kubu pasca pilkada, dampaknya kehidupan bermasyarakat jadi tidak harmonis akibat adanya sekat-sekat tersebut.
Pasca Pilkada, mari kita bersama-sama merawat kembali keharmonisan bermasyarakat kita dengan memahami bahwa perbedaan pilihan politik adalah salasatu hak dan kebebasan kita dalam memilih pemimpin, terlepas dari siapa yang terpilih dalam kontestasi, kita sebagai masyarakat yang cerdas dan baik menjadikan itu sebagai hegemoni kebebasan saat pilkada saja, setelahnya kita kembali bahu membahu dalam bermasyarakat dengan keharmonisan.
Kebijakan-kebijakan yang nantinya dikeluarkan oleh pemimpin terpilih harus kita dukung secara bersama-sama selagi itu menyangkut kepentingan khalayak umum, dan apabila kebijakan tersebut tidak mengarah pada nilai-nilai kepentingan publik maka harus secara bersama-sama pula kita kritik dengan cara-cara yang bernilai.
Point intinya bahwa kita sama-sama tidak menginginkan masyarakat di bawah saling senggol akibat perbedaan pilihan itu, sedang kandidat-kandidat yang sudah bertarung baik-baik saja dan saling menjaga keharmonisannya, untuk itu masyarakat di bawa juga perlu demekian tetap merawat keharmonisan bermasyarakatnya pasca Pilkada ini.
Haedir : Ketua Umum PC IMM Barru